Setelah
hari ini seorang temanku mengatakan bahwa mimpi dan harapan itu berbeda,pada
akhirnya aku tahu apa yang salah dengan diriku. Aku adalah perempuan yang hidup
dengan harapan yang sangat be-sar. Besar sekali sampai ingin pecah,besar sekali
sampai selalu menggebu gebu. Dan dulu aku bahagia dengan hidup seperti
itu,seperti bisa menerima dengan lapang dada jika harapannya harus pupus. Ada
masa dimana aku sangat kecewa karena sesuatu yang sangat kuharapkan adalah satu
satu nya hal yang tidak dapat kumiliki. Pada akhirnya aku berakhir,terpuruk dan
hilang…..jiwanya. Tak terima saat mereka berkata “Makanya jangan terlalu banyak
berharap” aku berfikir “HA? Mau jadi apa
kalau hidup tanpa harapan?” aku masih yakin kalau harapan itu sangat
diperlukan.
Ada dan
tak pernah hilang keinginan untuk hilang saja dari muka bumi ini kemudian aku
kembali berfikir “Lalu,di akhirat mau
apa?” Karena tak menemukan jawaban aku pergi lagi mencari yang lain,hanya untuk
memastikan bahwa Tuhan masih baik dan melirikku,hambaNya. Hidup semauku berfikir
bahwa besok tidak akan ada lagi jadi hari ini harus sepuasnya,ya selalu begitu
and guess what? It didn’t work. Aku sukses menjadi badut,lebih rela menjadi
bahan tertawaan orang lain sekalian
untuk menertawakan diriku sendiri. Aku badut yang hidup dengan ha-ra-pan.
Berkata
jujur itu adalah sesuatu yang paling sulit,setahuku itu adalah hal yang sangat
kramat. Gengsi. Harga diri. Dan masih banyak lagi. Buatku jujur itu minta
dikasihani. Aku jujur agar dikasihani,mau tau buat apa? Agar ada seseorang yang
datang memelukku saat aku bercerita dengan jujur,jujur yang ironis. Jujur yang
mengandung arti kata “Tolong aku” dan tidak pernah berhasil. Pernah berhasil
hanya kepada orang yang sangat baik hati menurutku,ada beberapa dan aku tidak
akan pernah melupakan mereka.
Jadi
mengganti harapan dengan mimpi uh?
TantanganMu cukup berat. Aku tau
aku sanggup,tapi tolong aku dibimbing. Bisikkan suaraMu itu ditelingaku
sehingga aku tau harus berjalan ke arah mana. Hey aku mau kehidupan yang lebih
baik,tolong beri aku kesempatan ya. Terimakasih. Hey kau tahu menulis saja aku
lelah,untuk mengeluarkan semua yang kurasakan rasanya tak akan mungkin,tak akan
sanggup aku berfikir dan terlihat lebih menyedihkan dari pada sekarang. Yang
jelas,aku sayang. Aku sangat sayang dan menyayangkan hidupku. Hey Kau dimana?
Bisa kah datang malam ini dan memberiku petunjukan,sedikit saja. Aku mohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar