Rabu, Desember 22, 2010

Menulis dengan pensil.


(dari buku bahagia)

Dec, 4 2010.

Menulis dengan pensil bisa dihapus, tetapi tidak segampang menghapus kenangan.
Siapa peduli dengan kenangan ? (apalagi yang buruk)
Saya sudah bertanya dengan yang lain, pedulikah kalian? TIDAK. Jawabnya.
Jadi kenapa cuma saya yang peduli? Saya bukan sengaja peduli, tetapi kondisi selalu membantu. Saya terlalu memikirkan? Ya..BENAR!
Tidak apa kalau ada yang berfikir begitu, tidak apa dan tidak masalah duah menjadi kata favorite saya sekarang, yang harusnya 'ada apa apa' diganti jadi 'tidak apa'.
Saya selalu men-sugesti supaya tidak menolak. Saya lelah mengalah, mereka juga salah. Tetapi saya selalu dituntut untuk mengalah, saya lelah.
Ingin pergi, ingin menjauh.. Kemana saya harus pergi?
Tempat apa yang ingin & bisa menerima saya? Saya mutlak berada di posisi yang menyebalkan.
Pilihannya tidak pernah adil, tidak mencapai batas kemampuan saya untuk menghadapinya.
Saya butuh penopang, tetapi bukan orang itu. Bukan yang menambah semua kesedihan saya, bukan yang membuat saya terpojok. Dukung saya, saya tidak mau merasa sendiri. Saya memohon kepada kalian, teman saya-yang-tersisa. Jangan tinggalkan.

Saya harus kemana lagi? Saya bisa apa lagi? Kalian pergi, kepada siapa saya harus lari? Kemana? Tolong diberi tahu..Jangan ditinggalkan sendiri disini.. Saya lelah, kawan.. Saya butuh kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar