Minggu, Desember 26, 2010

Lulu.



(Pukul 2-4 pagi dan akhirnya jadilah cerpen dadakan ini)

Hari ini kembali turun hujan,awan kelam. Dingin yang menusuk membuat semua penghuni rumah ini memilih untuk tidur dibawah slimut. Sementara aku lebih suka duduk di sofa dan melihat acara tv yang menurutku tidak pantas disebut sebagai acara. Selalu menayangkan hal yang sama dan aku bosan. Hari ini temanku Alex datang,dia datang membawa buah tangan,habisa berlibur bersama keluarga katanya.

“Bagaimana acara liburanmu Alex?” tanyaku.

“Awesome! Aku suka sekali suasana disana,hangat! Semua orang ramah dan sering menyapaku!” Alex bercerita dengan semangat.

“Wow,aku iri padamu.. Aku juga ingin berlibur,tetapi sepertinya keluargaku sedang banyak masalah”

“Masalah itu lagi ya? Apa kau baik baik saja Lulu?” Tanya Alex khawatir.

“Ya Alex,aku baik baik saja,hey pulanglah,nanti orangtuamu mencarimu kemana mana seperti kemarin” ujarku sembari tersenyum untuk menyembunyikan rasa sedih ini.

“Ya,sudah jam 6 sebaiknya aku pulang sekarang,bye Lulu” Alex menciumku dengan hangat.

*******************

Pukul 12 siang,hujan yang lebat itu akhirnya berhenti,hujan yang sudah mengguyuri rumput runmahku selama 6 jam. Saat aku sedang duduk di halaman belakang dan berbicara dengan bunga mawar,tiba tiba ada yang menyapaku.

“Hey” Sapanya sambil tersnyum ramah.

Aku sempat tersentak kaget. Dia,sangat indah,makhluk paling indah yang pernah kulihat di dunia ini. Aku ragu untuk menjawab,aku tidak yakin sekarang mimik wajahku sedang dalam keadaan cantik.

“H-hhh-Hallo” Akhirnya aku menjawab sapaannya dengan tersendat sendat.

“Kenalkan,namaku pelangi” Dia memperkenalkan dirinya dengan lembut.

“Darimana kau datang? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya.. Apakah kau tetangga baruku?” Pada akhirnya aku jadi banyak bertanya seperti wartawan.

“Hihi,sudahlah tidak usah difikirkan,siapa namamu? Apakah kau senang berbicara dengan si bunga mawar? Aku juga” Pelangi berbicara seolah dia sudah sering berbicara dengan sahabatku,si bunga mawar.

“Ya aku selalu bercerita tentang hidupku dengan si bunga mawar. Hey Pelangi,darimana kau mendapatkan wujud secantik ini?” Tanyaku hanya sekedar ingin tahu. Ada rasa iri mengapa aku tak diciptakan seperti dia yang sangat indah.

“Aku juga tidak tahu,Tuhan yang menciptakanku” Jawab Pelangi sambil tersenyum.

Aku dan pelangi bercerita banyak sekali,mulai dari tempat lahir,sampai hal hal apa saja yang aku kerjakan setiap harinya. Aku tidak pernah cerita sepanjang ini dengan 1 makhlukpun,termasuk si bunga mawar. Sudah sore,pelangi harus pulang katanya. Tetapi ia berjanji untuk datang lagi besok. Hatiku riang dan senang sekali.

*****************

“Lulu! LULU!” Ibu memanggilku dengan suara yang keras seakan aku tidak mendengar saja. Aku turun ke lantai bawah dan mennghadap ke muka ibu.

“Darimana saja kau nak?! Sudah waktunya makan. Ini.” Ibu menyodorkan makanan kesukaanku.

“Hmmm ayam fried chicken hari ini” Ayamnya kusisakan,aku ingin membaginya dengan Pelangi. Tetapi hari ini tidak hujan,dan Pelangi tidak datang. Aku kesal. Dia mengingkari janjinya untuk datang hari ini,padahal semalam aku sudah mandi yang wangi,agar kalau aku bertemu dengannya aku bisa dipuji.



Aku duduk di halaman belakang,berharap Pelangi datang, Terus menunggu Pelangi dan aku ingin bercerita bahwa hari ini Alex beberapa kali mencoba untuk mencium bibirku. Rasanya tak pantas kalau aku harus bercerita tentang hal itu kepada pelangi yang baru aku kenal. Hari ini cuaca cerah,aku ingin mengajak Pelangi main tangkap bola,dia pasti akan menyukainya.

3 jam aku menunggu Pelangi,tidak kunjung datang,tidak kelihatan sama sekali,sepertinya hari ini ia mengingkari janjinya. Aku kecewa. Sudahlah lebih baik sekarang aku tidur menemani ibu.

*********************

Ibu mengelus kepalaku dengan hangat dan lembut,ibu bercerita tentang bagaimana ia dan ayah bertemu. Sambil sesekali tersenyum malu,terkadang air mukanya menunjukkan bahwa ia ingin sekali menangis dan sangat merindukan ayahku yang dulu. Aku sendiri tidak memiliki kenangan khusus dengan Ayah. Ayah selalu sibuk dan tidak pernah sudi mengajakku bermain.

“Lulu,kamu harus temani ibu sampai ibu mati ya,kamu harus sama ibu sampai ibu tidak bisa bernafas lagi,kalau ibu pergi,kamu harus makan yang banyak,ibu ngga suka ngeliat kamu kurus seperti ini. Ibu mau anak ibu yang cantik ini gemuk dan montok.” Aku tidak suka dengan tipe pembicaraan seperti ini,seperti tidak akan bertemu lagi,seperti akan pergi meninggalkan untuk selama-lamanya. Aku mau sama ibu sampai selamanya.

*****************

Kembali,hari ini cerah kembali. Seperti kemarin Pelangi tidak lagi datang. Hari in aku menunggunya 6 jam,dan kali ini aku benar benar marah dengan Pelangi. Ia datang dan pergi sesuka hati.

“Segar sekali ya Lulu hari ini,Ibu senang hari ini tidak hujan” Ibu duduk di sampingku di teras belakang sambil tersenyum,menghirup udara. Senyum ibu yang paling cantik sedunia. Aku menyenderkan kepalaku di pangkuan ibu.

“Kenapa Lulu? Kamu sakit?” Tanya ibu. Aku menggleng lemas,aku tidak bisa bercerita tentang Pelangi. Kali ini moodku benar benar sudah hilang.

Ibu kembali bercerita,katanya ayah hampir mau di PHK kemarin,maka ayah sering marah marah dan pusing. Aku menatap tubuh ibu yang semakin kurus,aku melihat bekas biru di tangan kanannya. Sesekali aku menyentuhnya halus lalu ibu akan meringis kesakitan,ingin rasanya aku bertanya “Sakitkah bu?” namun aku tidak pernah berani. Aku takut ibu menangis dan bersedih, maka sebaiknya aku simpan saja pertanyaan bodoh itu.

****************



Pukul 1 malam.

Rumah ini terasa dingin,karena hujan kembali mengguyur halaman belakang. Aku tidak bisa tidur dan memutuskan untuk duduk di halaman belakang,berharap Pelangi datang,dan meminta maaf karena sudah 1 minggu ia ingkar janji untuk mau datang lagi. Ketakukan terbesarku saat ini adalah kehilangan Ibu,si bunga mawar,dan Pelangi. Teman baikku. Aku berdoa,agar Tuhan mempertemukanku lagi dengan makhluk terindah yang pernah aku lihat selama hidupku itu.

Sudah pukul setengah 3 subuh.

Ayah pulang,sekali lagi dengan keadaan mabuk,kali ini mabuk berat. Kembali ayah melempari semua barang barang yang ada di dekatnya. Aku harap ibu tidak usah bangun,agar ibu tidak dipukuli lagi. Tetapi,tiba tiba terdengar suara pintu terbuka dari atas,ibu bangun! Aku kalut,aku takut ibu dipukuli oleh ayah. Akhirnya aku lari ke atas,mencegah ibu agar ibu tidak turun kebawah.

“Lulu! Minggir ibu mau kebawah. Ayahmu sedang mabuk berat,ibu takut ia pingsan” Ibu menghardikku karena aku benar benar ingin mencegahnya untuk turun,innstingku kali ini jelek sekali. Benar saja,saat ibu turun ayah mencekek ibuku,aku menangis,aku mencakar dan mengigit ayah. Ayah mengamuk dan melemparku.

“JANGAN AYAH! JANGAN! LULU ITU ANAK KITA!” Ibu histeris. Nafasku semakin melemah aku takut tidak bisa melindungi ibu lagi. Aku takut mati saat ini,kalau aku mati siapa yang akan melindungi ibu,Tuhan?

“APA! KAU SUDAH GILA! DIA ITU HANYA KUCING KAMPUNG KURUS YANG KAU PUNGUT!” Ujar ayah kepada ibu,ayah memukul ibu dengan asbak,ibu berlari ke arahku,memelukku dengan erat sekali.. Tiba tiba aku melihat kaki besar melayang di kepalaku. Gelap. Sesak. Aku merasakan kehangatan di pelukan ibu kali ini,kehangatan yang sangat luar biasa.

Kemudian datang Pelangi menjemputku,pelangi yang aku fikir mengingkari janjinya membawaku ke dunianya,aku menangis,aku sudah tidak dapat melindungi ibu lagi,tetapi pelangi memelukku dan bilang bahwa Tuhanlah yang akan melindungi ibu. Aku percaya Tuhan sayang sama ibu.



THE END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar